Sabtu, 22 Oktober 2016

Kita tidak akan pernah mengerti, jika hanya melihatnya saja dari kejauhan

Pernahkah teman-teman merasa kesepian dimalam minggu, tanpa seorangpun yang menemani kecuali ponsel dengan bunyi mp3. Sudah begitu perut lapar membuat fikiran terasa sulit sekali untuk konsentrasi. Mau makan terhalang oleh derasnya hujan, ya sudah ditahan saja. Tapi penderitaan ini belum seberapa dari pada seseorang yang barusan saya temui didepan toko saya.
Orang itu sepertinya tidak asing bagi saya sendiri wahai sahabat Viksi Net, karena sebelumnya saya pernah membahasnya dengan judul "belajar dari orang gila" yang ada di sudutpandang net. Akhirnya setelah saya meninggalkan tempat kerja yang dulu itu, kemudian ditempatkan ke wilayah Ciputat selama dua bulan, ke Jombang 2 bulan, akhirnya saya kemabali lagi ketempat asal yaitu sd pondok kacang. 

Benar saja orang yang stress itu masih ada disitu, seperti biasa dia masih suka memunguti sampah-sampah yang berserakan di jalan raya, didepan toko saya, bahkan toko-toko lain hampir semuanya sampahnya diambilin. Siang itu saya melihat orang itu mengambil sampah samping toko saya, kemudian seperti biasa diberi uang Rp 2.000, 00

Tahukah para sahabat Viksi semua, Orang itu mengambil sampah siang dan malam tak kenal lelah, ya mungkin karena sudah tidak sehat lagi. Saya sebanarnya tak tega untuk mengatakan dia gila, karena dia masih mempunyai hati yang bersih untuk menjaga kebersihan fikir saya dalam hati. Tapi penduduk sekitar mungkin sudah menganggap dia gila, entahlah. 

Dan apa yang saya alami malam ini 22 Oktober 2016 sekitar pukul 22.00 wib, waktunya saya menutup gerbang toko dan bersiap pulang. Semua motor sudah saya keluarkan, gerbang selangkah lagi akan saya rapatkan. Tiba-tiba ada suara langkah yang terdengar, tidak kusangka ada orang itu. Berjalan mendekati saya, sayapun hanya terdiam tidak bisa berkata apa-apa, sedikit takut juga si karena hanya saya sendiri dan kondisi depan toko gelap serta gerimis. 

Semakin dekat dengan saya, ternyata dia langsung masuk gerbang dan tidak sempat saya berkata apa-apa langsunglah diambil tong sampah toko saya itu dan mengeluarkan semua sampahnya dengan tangannya. Saya hanya bisa melihat dia mengambil sampah dan membersihkannya dengan tangannya tanpa sarung tangan, mengeluarkan semuanya dari tong sampah. Saya hanya terpana, tidak bisa bergerak tubuh ini. 

Beberapa menit dia telah menyelesaikan dan masuk ke gerbang toko saya itu untuk mengmbalikan tong sampahnya. Tanpa kata tanpa expresi dia melewati saya yang masih kaku melihat kejadian itu. Hati saya bergetar dan mata saya panas ingin sekali rasanya menangis. Beberapa detik sebelum dia keluar dari halaman toko saya. Sayapun teringat perkataan babe "jika kamu bertemu dengan orang stres yang suka ambil sampah, berilah dia uang Rp2000, kasihan dia tidak pernah mandi, jarang makan, sudah begitu tidak pernah ganti baju dan tidur diemperan ruko kosong"

Setelah ingat akan hal itu, saya panik dan mencoba mencari uang Rp 2.000 yang ada dicelana, tapi celakanya saya hanya mempunyai uang Rp 500 disaku. Kubukalah tas kecil saya, alhasil Rp 2500 terkumpulah walau receh. Namun sebelum saya berikan, saya sempat melihat uang yang saya pegang hanya berjumlah Rp 2.500. Saya berfikir dan tidak tega memberikan uang sekecil itu untuknya, bagaimana dia bisa makan dimalam yang gerimis ini, karena baju saya juga sudah terasa dingin dikarenakan air hujan terus membasahi diri ini. 

Teringatlah tadi siang saya diberi uang tips oleh customer yang membeli aki dan kusimpan di tas anakan. Kemudian saya ambil dan memberikannya uang tips pemberian customer ke orang stres itu. Walau waktu itu saya dalam kondisi lelah pulang kerja dan belum makan, tapi tidak tahu kenapa saya lebih rela kalau saya yang menahan makan dan merasa kelaparan. 

Okey sahabat Viksi, bagaimana pengalaman saya, menyedihkan, lucu, menggembirakan atau malah konyol. Itu si terserah pendapat teman-teman saja. Yang penting intinya kita harus peka terhadap orang disekeliling kita. Sampai jumpa di artikel berikutnya. Salam sahabat Viksi.


4 komentar:

  1. kalau gak salah, cerita ini sudah pernah saya baca di blog "sudutpandang.net"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini kelanjutannya mas hehehe. Karena saya dipindah kesini lagi haha.

      Hapus
  2. Pengalaman yang menyenangkan gan, pelajaran berharga juga pendalaman hati, :) | terkadang mata luar kita meyakini sosok seperti mereka adalah orang yang sudah tidak lagi digolongkan sebagai masyarakat, akan tetapi kita sering keliru, adakalanya merekalah wujud asli masyarakat bahkan dalam beberapa kasus, mereka adalah orang-orang yang sangat dekat dengan Tuhan dan senantiasa melangitkan pengharapan baik bagi kita.

    Blog personal yang bagus gan, semangat berkarya, salam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya terkadang banyak orang yang yang kelihatannya bisa dibilang waras tapi kelakuannya pada kayak orang gila (begal dan sejenisnya). Emmm terima kasih mas. Semoga bermanfaat bagi pembaca hehe terima kasih telah mampir gan...

      Hapus